Jumat, 16 Desember 2011

KECERDASAN

Cerdas atau berakal adalah ketika berpadunya pikir dengan dzikir dalam diri seorang muslim sejati. Pikir adalah kerja otak dan dzikir merupakan kerja hati, hati yang sehat dan hidup yakni selalu ingat kepada Allah SWT.

Didalam Al Qur’an penyebutan kata berakal atau berfikir tersebar tidak kurang dalam 19 ayat, Seperti Firman Allah SWT dalam QS.Ar Ra’d ayat : 19

” Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran”

Ternyata orang-orang yang berakal bukanlah orang-orang yang hanya mengandalkan pikir otak saja. Bahkan orang-orang yang hanya mau menggunakan pikir saja tanpa menggunakan hati bisa disebut sebaliknya yakni orang yang bodoh. Dan kedudukan manusia yang mengedepankan logika pikir saja ternyata hanya berselisih sedikit dengan seekor hewan ternak.

“atau Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)” QS. Al Furqan :44

Seseorang yang hatinya tidak hidup, akan sangat kesulitan dalam mengendalikan pikir. Faktanya adalah banyak sekali orang-orang yang pintar menggunakan otak tetapi tidak mau menggunakan hati. Yang terjadi adalah mereka selalu melogika apa yang dia lihat dan ucapkan.
“Dimanakah Allah, bukankah bumi ini berputar dengan sendirinya, sebagai bagian dari hukum alam?”
“Jangan berkhayal, apakah mungkin tulang-belulang (andai tersisa) dari seorang manusia bisa hidup kembali bahkan berkumpul di suatu padang keadilan?”
“Lia eden itu sama dengan Nabi Muhammad lho, sebab ketika awal berdakwah mendapat tantangan dahsyat dari umat”"
“Porno atau tidak itu sangat relatif, sebab sangat tergantung dari apa yang terpikir dalam otak manusia nya masing-masing”
“Kerudung (jilbab) itu bagian dari budaya, jadi bukanlah suatu keharusan..yang penting tetap sopan”
“Kebohongan yang kita lakukan ini boleh dilakukan yang penting demi kemaslahatan orang banyak..”
“Lebih baik bapak dan ibu kita pindahkan dipanti jompo saja, selain lebih terawat maka akan lebih senang karena berkumpul dengan orang-orang yang sama dan sebaya..”

Itulah beberapa ungkapan dan masih banyak sekali yang lain. Yang menunjukkan sebuah pola pikir pinter yang tidak padu dengan hati yang hidup sehingga menjadi keblinger.

Realita di masyarakat yang terjadi adalah danya manusia yang secara pikir ‘lebih pandai’ tetapi hatinya tidak hidup. Atau orang dengan kemampuan berpikir ‘kurang’ tetapi hatinya tetap hidup. Nah inilah yang lebih baik dan selamat. Idealnya sih seseorang dikaruniai kecerdasan otak yang handal tetapi hatinya juga hidup, selalu ingat kepada Allah SWT, dan itulah yang paling baik.

Tetapi akan menjadi sangat berbahaya, ketika manusia yang moncer dengan otaknya tetapi hatinya tidak tersentuh atau terbimbing nilai-nilai agama. Contoh yang terjadi adalah jika mereka menempati posisi lebih tinggi dalam masyarakat, akan menindas dan juga mengakali/minteri orang-orang yang bodoh dan lemah dalam kekuasaanya.

Ini berbeda dengan orang yang secara kekuatan otak minim dan hatinyapun jauh dari Allah SWT. Efeknya bagi manusia lain tidak akan secelaka yang dilakukan orang yang pintar minus moral.

Kasus Century yang telah selesai memasuki babak final (dan belum selesai) sebenarnya tidak perlu menunggu berlarut-larut andaikan orang-orang yang pandai (secara pikir) itu tidak goroh (bohong) dari awal. Dana trilyunan milik rakyat yang dikeluarkan secara bermasalah ini, harus meminta tambahan milyaran rupiah lagi untuk mendanai operasional pansus dalam mengusut kasus ini. Dan hasilnya adalah …. (belum jelas juga) baru sebatas menyimpulkan apakah ini kasus kejahatan atau bukan kejahatan.

“Kerusakan agama seseorang yang disebabkan oleh sifat thama’ dan rakus terhadap harta dan kedudukan lebih parah daripada kerusakan yang timbul dari dua serigala yang lapar yang dilepaskan dalam rombongan kambing”. [HR. Tirmidzi]

Resiko yang didapati ketika mata (dari kepala) seseorang buta hanya akan menendang/menabrak disekitarnya. Tidak seberapa dibandingkan dengan butanya hati yang ada pada seseorang, karena akan memberikan mudhorot yang lebih hebat sehingga dimurkai Allah SWT karena telah mendholimi dirinya dan orang-orang banyak disekitarnya.


Menjadi Muslim yang paling Cerdas

Dari Ibnu ‘Umar RA ia berkata : Saya datang kepada Nabi SAW, kami serombongan sebanyak sepuluh orang. Kemudian ada seorang laki-laki Anshar bertanya, “Wahai Nabiyallah, siapa orang yang paling cerdas dan paling teguh diantara manusia ?”. Nabi SAW bersabda, “Orang yang paling banyak mengingat mati diantara mereka dan orang yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemulyaan dunia dan kemulyaan akhirat”. [HR. Ibnu Abid-Dunya di dalam kitabul-Maut. Thabrani di dalam Ash-Shaghir dengan sanad hasan. Dan Baihaqi juga meriwayatkan di dalam kitabuz-Zuhud, dengan lafadh] : Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “Siapa diantara orang-orang mukmin itu yang lebih utama ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang paling baik akhlaqnya diantara mereka”. Orang tersebut bertanya lagi, “Siapakah diantara orang-orang mukmin yang paling cerdas/cerdik ?”. Nabi SAW menjawab, “Orang yang paling banyak ingat mati diantara mereka, dan orang yang paling baik persiapannya untuk kehidupan selanjutnya. Mereka itulah orang-orang yang cerdas”.

Dari sebuah hadist diatas terjawab sudah, siapa sih yang disebut muslim yang cerdas itu?
Orang yang paling banyak mengingat mati
Orang yang paling banyak mempersiapkan bekal untuk kehidupan selanjutnya.

Alangkah indahnya ketika karunia kepandaian otak dalam diri manusia dipadukan dengan hati yang selalu dzikir. Dia pasti akan mengoptimalkan segala daya kemampuan yang ada pada dirinya demi mencapai tujuan-tujuan yang lebih kekal sesudah hidup didunia ini.

Mereka gunakan kepintarannya untuk mengajak manusia lain untuk menuju jalan yang lurus, kualitas iman dan taqwa akan semakin tebal ketika melihat dan mampu menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan akan semakin merasa kecil dan lemah karena pada dasarnya ilmu yang ada pada dirinya tidaklah lebih dari tetesan ujung kuku dari lautan ilmu yang dimiliki Allah SWT.

Mustinya kita selalu malu kepada Allah SWT, sudah sangat banyak dan tidak terhitung karunia yang diberikan tetapi kita belum bisa optimal dalam tugas menghambakan diri kepada-Nya. Dengan menjaga kepala ini terhadap apa yang dipikirkan,dimasukan dan dikeluarkanya serta menjaga perut ini dan apa yang dihimpunnya.


Semoga bermanfaat, Wasalamu'alaikum Wr.Wb.

Sumber : Catatan FB
Judul: KECERDASAN
Rating: 100% based on 99998 ratings. 4.5 user reviews.
By Unknown
Terimakasih Atas Kunjungan Sahabat... Silahkan tulis kritik dan saran di kotak komentar
Barakallahu Fiikum