Surat Imam Al-Ghazali Kepada Muridnya
Wahai Muridku...!
Nasehat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya karena terasa pahit oleh hawa nafsu yang menyukai segala yang terlarang.
Terutama dikalangan penuntut ilmu yang membuang-buang waktu dalam mencari kebesaran diri dan kemegahan duniawi.
Ia mengira didalam ilmu yang tak bersari itulah terkandung keselamatan dan kebahagiaan, dan ia menyangka tak perlu beramal.
Inilah kepercayaan filsul-filsuf...
Ia tidak tahu bahwa ketika ada pada seseorang ilmu, maka ada yang memberatkan,
seperti disabdakan Rasulallah SAW:
“Orang yang berat menanggung siksa di hari kiamat ialah orang yang berilmu namun tidak mendapat manfaat dari ilmunya itu.”
Wahai Muridku...!
Janganlah engkau hidup dengan kemiskinan amal.
Yakinlah bahwa ilmu tanpa amal semata-mata tidak akan menyelamatkan orang.
Jika disuatu medan pertempuran ada seorang yang gagah berani dengan persenjataan lengkap dihadapkan dengan seekor singa yang galak, dapatkah senjatanya melindungi dari bahaya, jika tidak diangkat, dipukulkan dan ditikamkan?
Tentu saja tidak akan menolong, kecuali diangkat, dipukulkan dan ditikamkan.
Demikian pula jika seseorang membaca dan mempelajari seratus ribu masalah kalam, khilafah, nahwu, sharaf ataupun aqidah jika tidak diamalkan maka tidaklah akan mendatangkan faedah.
Dalam kitab di nyatakan:
"Sesaat setelah mayat di letakkan di atas keranda sampai di bawa keliang kubur, Allah mengajukan empat puluh pertanyaan kepadanya.
Di antaranya adalah: "wahai hamba-Ku, kamu telah menyucikan pandangan ke arah makhluk selama bertahun-tahun. Dan kamu tidak menyucikan tempat pemandangan-Ku sekali waktu dalam setiap hari. Maka, pandanglah hatimu sendiri setiap hari.
Wahai hamba-Ku, apa yang kamu perbuat terhadap selain-Ku, sedangkan dirimu berada dalam kebaikan-Ku. adakah kamu tuli, tidak mendengar?"
Wahai Muridku...!
Berapa malam engkau berjaga guna mengulang-ulang ilmu, membaca buku, dan engkau haramkan tidur atas dirimu?
Aku tak tahu, apa yang menjadi pendorongmu.
Jika yang menjadi pendorongmu adalah kehendak mencari materi dan kesenangan dunia atau mengejar pangkat atau mencari kelebihan atas kawan semata, maka malanglah engkau.
Namun jika yang mendorongmu adalah keinginan untuk menghidupkan syariat Rasulallah saw dan menyucikan budi pekertimu serta menundukkan nafsu yang tiada henti mengajak kepada kejahatan, maka mujurlah engkau.
Benar sekali kata seorang penyair,
“Biarpun kantuk menyiksa mata, Akan percuma semata-mata jika tak karena Allah semata”.
Wahai Muridku...!
Ilmu tanpa dibarengi amal adalah gila, dan amal tanpa dibarengi ilmu akan sia-sia.
Ketahuilah muridku, ilmu pengetahuan tidak akan menjauhkan dirimu dari kemaksiatan di dunia ini.
Pun tidak akan membawamu kepada jalan keta'atan kepada Allah SWT.
Pun tidak akan memeliharamu dari amarah neraka jahannam, jika semua ilmu itu tidak kamu amalkan.
Jika di dunia kamu telah lalai tentang soal ini, kelak kamu akan menyesal, sembari berkata:
"Wahai Tuhan yang memeliharaku, kembalikanlah aku ke dunia agar disana aku dapat beramal saleh. Kelak aku akan menebus dosa-dosaku di masa lalu."
tapi sayang, permohonan itu hanya angin lalu...
Wahai Muridku...!
Hiduplah sebagaimana maumu, namun ingat! bahwasanya engkau akan mati.
Dan cintailah siapa yang engkau sukai, namun ingat! engkau akan berpisah dengannya.
Dan berbuatlah seperti yang engkau kehendaki, namun ingat! engkau pasti akan menerima balasannya nanti.
Semoga Bermanfaat - Salam Ukhuwah Fillah
Nasehat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya karena terasa pahit oleh hawa nafsu yang menyukai segala yang terlarang.
Terutama dikalangan penuntut ilmu yang membuang-buang waktu dalam mencari kebesaran diri dan kemegahan duniawi.
Ia mengira didalam ilmu yang tak bersari itulah terkandung keselamatan dan kebahagiaan, dan ia menyangka tak perlu beramal.
Inilah kepercayaan filsul-filsuf...
Ia tidak tahu bahwa ketika ada pada seseorang ilmu, maka ada yang memberatkan,
seperti disabdakan Rasulallah SAW:
“Orang yang berat menanggung siksa di hari kiamat ialah orang yang berilmu namun tidak mendapat manfaat dari ilmunya itu.”
Wahai Muridku...!
Janganlah engkau hidup dengan kemiskinan amal.
Yakinlah bahwa ilmu tanpa amal semata-mata tidak akan menyelamatkan orang.
Jika disuatu medan pertempuran ada seorang yang gagah berani dengan persenjataan lengkap dihadapkan dengan seekor singa yang galak, dapatkah senjatanya melindungi dari bahaya, jika tidak diangkat, dipukulkan dan ditikamkan?
Tentu saja tidak akan menolong, kecuali diangkat, dipukulkan dan ditikamkan.
Demikian pula jika seseorang membaca dan mempelajari seratus ribu masalah kalam, khilafah, nahwu, sharaf ataupun aqidah jika tidak diamalkan maka tidaklah akan mendatangkan faedah.
Dalam kitab di nyatakan:
"Sesaat setelah mayat di letakkan di atas keranda sampai di bawa keliang kubur, Allah mengajukan empat puluh pertanyaan kepadanya.
Di antaranya adalah: "wahai hamba-Ku, kamu telah menyucikan pandangan ke arah makhluk selama bertahun-tahun. Dan kamu tidak menyucikan tempat pemandangan-Ku sekali waktu dalam setiap hari. Maka, pandanglah hatimu sendiri setiap hari.
Wahai hamba-Ku, apa yang kamu perbuat terhadap selain-Ku, sedangkan dirimu berada dalam kebaikan-Ku. adakah kamu tuli, tidak mendengar?"
Wahai Muridku...!
Berapa malam engkau berjaga guna mengulang-ulang ilmu, membaca buku, dan engkau haramkan tidur atas dirimu?
Aku tak tahu, apa yang menjadi pendorongmu.
Jika yang menjadi pendorongmu adalah kehendak mencari materi dan kesenangan dunia atau mengejar pangkat atau mencari kelebihan atas kawan semata, maka malanglah engkau.
Namun jika yang mendorongmu adalah keinginan untuk menghidupkan syariat Rasulallah saw dan menyucikan budi pekertimu serta menundukkan nafsu yang tiada henti mengajak kepada kejahatan, maka mujurlah engkau.
Benar sekali kata seorang penyair,
“Biarpun kantuk menyiksa mata, Akan percuma semata-mata jika tak karena Allah semata”.
Wahai Muridku...!
Ilmu tanpa dibarengi amal adalah gila, dan amal tanpa dibarengi ilmu akan sia-sia.
Ketahuilah muridku, ilmu pengetahuan tidak akan menjauhkan dirimu dari kemaksiatan di dunia ini.
Pun tidak akan membawamu kepada jalan keta'atan kepada Allah SWT.
Pun tidak akan memeliharamu dari amarah neraka jahannam, jika semua ilmu itu tidak kamu amalkan.
Jika di dunia kamu telah lalai tentang soal ini, kelak kamu akan menyesal, sembari berkata:
"Wahai Tuhan yang memeliharaku, kembalikanlah aku ke dunia agar disana aku dapat beramal saleh. Kelak aku akan menebus dosa-dosaku di masa lalu."
tapi sayang, permohonan itu hanya angin lalu...
Wahai Muridku...!
Hiduplah sebagaimana maumu, namun ingat! bahwasanya engkau akan mati.
Dan cintailah siapa yang engkau sukai, namun ingat! engkau akan berpisah dengannya.
Dan berbuatlah seperti yang engkau kehendaki, namun ingat! engkau pasti akan menerima balasannya nanti.
Semoga Bermanfaat - Salam Ukhuwah Fillah
Judul: Surat Imam Al-Ghazali Kepada Muridnya
Rating: 100% based on 99998 ratings. 4.5 user reviews.
By Unknown
Terimakasih Atas Kunjungan Sahabat... Silahkan tulis kritik dan saran di kotak komentar
Barakallahu Fiikum
Rating: 100% based on 99998 ratings. 4.5 user reviews.
By Unknown
Terimakasih Atas Kunjungan Sahabat... Silahkan tulis kritik dan saran di kotak komentar
Barakallahu Fiikum