Adab Menuntut Ilmu (1)
Salah
satu ciri khas para sufi adalah persahabatan diantara mereka yang
demikian akrab secara lahir dan bathin, saling menghargai dan saling
memberikan kepercayaan kepada saudaranya. Menolong saudaranya tanpa
diminta dan mengikhlaskan apa-apa yang dimilikinya kepada saudaranya
jika saudaranya tersebut memerlukan bantuan. Sikap persaudaraan ini
seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah saw sebagaimana dalam sabda
Beliau: “Perumpamaan dua orang yang bersaudara laksana dua belah tangan yang saling mencuci satu sama lain” (HR Abu Naim di dalam al-Hilayah).
Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda, “Orang mukmin bagi mukmin lainnya laksana sebuah bangunan, masing-masing bagian saling menguatkan”. Salah seorang ulama mengatakan, “Tidaklah
seorang sahabat menemani sahabatnya, walau sesaat, melainkan akan
dimintai pertanggung jawaban akan persahabatannya : apakah di dalam
persahabatannya itu dia memenuhi hak-hak Allah atau malah
menyia-nyiakannya”.
Dalam
tulisan yang saya buat bersambung ini akan ada pembahasan secara
lengkap adab atau aturan yang berlaku di kalangan sufi, para pengamal
tarekat sesame murid dan juga adab kepada seluruh kaum musim. Adab ini
perlu diperhatikan terutama orang-orang yang sedang berguru agar dia
dapat memperoleh hikmah dalam proses berguru dan adab ini apabila
diterapkan ditengah masyarakat luas akan terbentuk masyarakat yang baik,
harmonis dan rukun.
Tulisan
ini merujuk kepada karya-karya Tasawuf/Tarekat yang membahas tentang
adab, baik adab Guru kepada murid, adab murid kepada guru maupun adab
murid kepada sesame murid dan kaum muslim dan salah satu karya yang
manjadi rujukan saya disini adalah karangan Syekh Amin Al-Kurdi, Beliau
disamping ulama yang memiliki pengetahuan luas tentang tasawuf juga
seorang Pengamal sekaligus Mursyid Tarekat sehingga referensi Beliau
bisa mewakili orang-orang yang memang menekuni tarekat.
Ada
beberapa adab yang harus dipenuhi oleh sesama murid dan adab ini juga
perlu menjadi perhatian segenap kaum muslim diantaranya :
Pertama, Engkau mencintai mereka seperti mencintai diri sendiri. Tidak mengistimewakan diri sendiri atas mereka.
Kedua,
Setiap kali berjumpa mereka, engkau harus bersedia memulai salam,
mengajak bersalaman dan berbicara manis. Rasulullah saw bersabda, “Apabila dua orang muslim bersalaman, telapak tangan keduanya tiada lepas sebelum Allah memberikan ampunan pada keduanya” (HR. Ath-Thabrani)
Ketiga,
Memperlakukan mereka dengan akhlak yang baik. Engkau harus
memperlakukan mereka dengan perlakuan yang kau senangi bila mereka
memperlakukanmu dengan perlakuan itu, dengan cinta dan kasih sayang.
Akhlak yang baik itu merupakan penghimpun kebaikan. Cukuplah pujian
Allah terhadap Rasulullah sebagai bukti, “Sesungguhnya engkau benar-benar berada dalam akhlak yang agung”.
Rasulullah saw bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah
yang paling sempurna akhlaknya (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Salah seorang ‘Arif berkata, “Tidaklah
seorang mulia menjadi mulia kerena banyak shalat atau banyak puasa,
tidak pula karena banyak mujahadah. Seorang menjadi mulia dengan akhlak
yang baik”. Standar mulia seseorang tidak ditentukan oleh banyaknya
ibadah, banyaknya zikir dan suluk tapi oleh akhlak, apa bila akhlaknya
buruk maka tidak ada kemuliaan pada diri orang tersebut. Imam Al-Junaid
berkata, “Ada empat hal yang bisa mengangkat seorang hamba mencapai
derajat paling tinggi, meskipun amal dan ilmunya amat sedikit. Yakni :
bijaksana, berendah diri (tawadhu’), dermawan dan budi pekerti yang baik”.
Pada
awalnya Guru mengajarkan kepada kita semangat untuk bertauhid, fakus
kepada zikir dan ubudiyah kepada Allah swt. Dalam tahap ini seorang
murid tenggelam dalam lautan makrifat dan terlena bersama keagungan
Allah. Itulah sebabnya bukan hal yang asing kalau kita lihat ada
pengamal tarekat yang seolah-olah tidak peduli dengan orang-orang
disekitarnya. Orang yang hanya berguru pada tahap ini akan menciptakan
manusia yang sangat baik hubungan dengan Allah namun kadangkala
bermasalah dengan lingkungannya.
Pada
tahap selanjutnya Guru akan mengajarkan banyak hal tentang
persahabatan, cinta kasih dan sikap saling menyayangi diantara sesama
murid. Guru saya pernah menasehati kepada murid-muridnya, “Diantara kalian harus saling menyanjung”, makna menyanjung disini adalah memberikan pujian terhadap hal yang baik dari saudara. Beliau juga berkata, “Janganlah diantara kalian saling menjatuhkan dan mencari-cari kesalahan saudara sendiri”.
Sangat mudah bagi kita untuk mencari kesalahan orang lain karena itu
memang sifat alamiah manusia. Karena itu Guru memberikan nasehat kepada
muridnya agar tidak mencari-cari kesalahan saudaranya yang akan
berakibat perpecahan diantara sesama murid.
Orang-orang
yang sedang berubudiyah di surau, sedang dalam tahap mencari akan fokus
kepada mengejar hakikat makrifat atau fokus memperebutkan kasih sayang
Guru atau populer dengan“berebut Kasih”. Memperoleh kasih
sayang Guru sangatlah penting karena kasih sayang Allah ada di dalam
kasih sayang Guru. Pada tahap selanjutnya, ketika kewajiban suluk telah
terpenuhi bahkan mungkin Guru berkenan mengangkat si murid menjadi
kepercayaannya menjadi seorang khalifah, hendaknya sikap berebut kasih
ini berubah menjadi berbagi kasih. Kasih Guru itu tidak satu yang
diperebutkan oleh jutaan murid tapi bersifat unlimited yang tidak terbatas, seberapapun banyak murid akan bisa mendapatkan kasih Guru.
Pada
tahap selanjutnya pribadi kita hendaknya menjadi pembagi kasih, pembagi
cerita, pembagi karunia kepada orang-orang yang sedang menempuh jalan
kepada Allah agar mereka menjadi kuat dan bersemangat seperti yang
pernah kita alami. Sikap ini perlu dipupuk dan dikembangkan karena pada
intinya inilah hakikat tasawuf membentuk manusia yang berakhlak baik
dan ini pula menjadi inti ajaran Guru.
Bersambung…
Judul: Adab Menuntut Ilmu (1)
Rating: 100% based on 99998 ratings. 4.5 user reviews.
By Unknown
Terimakasih Atas Kunjungan Sahabat... Silahkan tulis kritik dan saran di kotak komentar
Barakallahu Fiikum
Rating: 100% based on 99998 ratings. 4.5 user reviews.
By Unknown
Terimakasih Atas Kunjungan Sahabat... Silahkan tulis kritik dan saran di kotak komentar
Barakallahu Fiikum