Istri Pertama Ustadz Arifin Ilham Dipilih Melalui Petunjuk Mimpi
KATA orang mimpi itu cuma kembang tidur. Tapi bagi Ustadz Arifin Ilham, mimpi bukan sembarang kembang tidur.
Ustadz kondang yang menerapkan teknik dzikir dalam dakwahnya ini melamar perempuan yang menjadi istri pertamanya berdasarkan petunjuk mimpinya. Mimpi penting itu didapatnya saat ia menunaikan ibadah umroh pada awal 1998.
"Saya pergi ke Tanah Suci melaksanakan ibadah umroh bukan tanpa alasan. Memang sengaja saya ingin minta petunjuk Allah tentang siapa jodoh saya," kenang Arifin.
Menurutnya hal itu perlu dilakukan mengingat ia menemukan lebih dari satu perempuan yang kriterianya sangat pas untuk dijadikan calon istri. "Otomatis saya harus memilih dan ternyata tidak mudah menentukan pilihan," tambah pimpinan Majelis Az-Zikra yang berkantor di Jalan Slamet Riadi, Jakarta Timur.
Karena jodoh adalah wewenang Tuhan, maka ia pergi ke rumah Tuhan seperti diyakini oleh ajaran agama Islam, yakni Kabah di kota Mekkah Arab Saudi. Saat menunaikan ibadah umroh, di tempat suci itu ia berdoa dan memohon petunjuk kepada Tuhan. Hingga pada suatu malam ketika sedang terlelap tidur di penginapannya, Arifin bermimpi bertemu Wahyuniati Al-Waly (29), salah seorang wanita yang ditimbang-timbangnya sebagai calon istri.
"Saat itu saya langsung mengambil kesimpulan, Yuni adalah jodoh saya," tegas pengagum Buya Hamka dan M. Natsir ini.
Sepulang dari Tanah Suci, Arifin langsung menghubungi perempuan yang hadir dalam mimpinya itu melalui telepon. Di telepon ia mengutarakan maksudnya mempersunting Yuni. Tanpa banyak basa-basi, bahkan disertai desakan, ia pun meminta agar jawaban atas lamarannya dapat diberikan esok paginya.
"Malam itu di telepon saya sampaikan pada Yuni kalau saya mau melamar dan tolong ia memusyawarahkan dengan keluarga. Saya juga bilang kalau saya butuh jawaban sesudah sholat Subuh esok pagi," Arifin mengulangi kata-katanya di telepon 5 tahun lalu.
Tanpa diduga, jauh sebelum Subuh atau malam itu juga sekitar pukul 23.00 WIB, dia sudah mendapat tanggapan. Jawabannya adalah setuju. Tentu saja hati Sarjana Hubungan Internasional itu berbunga-bunga.
"Saya pikir, cuma saya yang tidak sabar memperoleh jawaban. Ternyata dia lebih tidak sabar ketimbang saya, hahaha," kata Arifin tergelak mengenang peristiwa malam itu.
Yuni tak perlu berlama-lama mempertimbangkan lamaran itu karena yakin sekali kalau Arifin adalah lelaki pilihan Tuhan yang didatangkan untuk mendampinginya sampai akhir hayat.
"Haqqul yaqqin, saya percaya Allah SWT sudah menakdirkan Ustadz Arifin sebagai jodoh saya," ujar Yuni tegas.
Untuk membuktikan niat baiknya itu, beberapa hari kemudian Arifin datang seorang diri menemui calon istri dan mertuanya untuk melamar secara resmi. Bahkan lebih gamblang lagi ia mengutarakan niatnya untuk menikah dengan Yuni pada 28 April 1998 atau tanggal 1 Muharam, bertepatan dengan tahun baru Islam 1419 Hijriah.
Suami istri yang tinggal di kawasan Depok ini bertemu pertama kali ketika dalam sebuah pengajian pada akhir 1997. Waktu itu Arifin menjadi penceramah. Ia diperkenalkan pada Yuni oleh seorang sahabat yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri, Hasannudin Sandy. Hasannudin kelak ikut membantu meyakinkan keluarga Yuni akan niat baik Arifin pada Yuni. Pertemuan kedua dengan Yuni berlangsung saat ia diundang ceramah di rumah sang pujaan hati oleh orangtuanya yang menyelenggarakan pengajian dalam rangka syukuran rumah barunya. Pertemuan kedua itulah yang menimbulkan getar-getar cinta pada diri Arifin.
"Selain cantik, Yuni juga berasal dari keluarga baik-baik dan taat beribadah," imbuh lelaki kelahiran 8 Juni 1969 ini.
Kini Arifin dan Yuni dikarunia 3 anak yang mereka beri nama M. Alvin Faiz (14), M. Amer Azikro (12), dan M. Azka Najhan (10). Selain dilandasi ajaran agama yang kuat, rumah tangga mereka juga berpondasi keterbukaan.
"Jika ada masalah yang kurang berkenan di hati, kami langsung mengutarakannya agar tidak terjadi kesalahpahaman lebih jauh," kata Yuni soal kiatnya membangun keluarga sakinah.
Setelah menikah, keduanya banyak menemui kesamaan yang sebelumnya sama sekali tidak diketahui.
"Kesamaan kami antara lain sama-sama alumnus Pondok Pesantren Darunnajah dan FISIP Universitas Nasional Jakarta. Kami juga sama-sama tinggal memiliki nenek. Almarhum kakek kami berdua sama-sama memiliki pondok pesantren dengan nama yang sama, Pondok Pesantren Darussalam, hanya bedanya yang satu di Depok dan satunya lagi di Aceh. Kesamaan lainnya, kami sama-sama 5 bersaudara dan yang 4 adalah perempuan," papar Arifin.
Yuni kadang merasa cemburu pada para pengagum suaminya. Untunglah Arifin tanggap setiap kali istrinya menunjukkan gelagat cemburu.
"Saya jelaskan kepada istri saya, bahwa selain menjadi miliknya sebagai suami, saya juga adalah dai yang sudah menjadi milik umat," kata lelaki yang hobi makan sea food ini. Yuni pun kemudian bisa memahami profesi suaminya.
Bagaimana Dengan Pengalaman Para Sahabat ???
Semoga Bermanfaat - Salam Ukhuwah Fillah
Ustadz kondang yang menerapkan teknik dzikir dalam dakwahnya ini melamar perempuan yang menjadi istri pertamanya berdasarkan petunjuk mimpinya. Mimpi penting itu didapatnya saat ia menunaikan ibadah umroh pada awal 1998.
"Saya pergi ke Tanah Suci melaksanakan ibadah umroh bukan tanpa alasan. Memang sengaja saya ingin minta petunjuk Allah tentang siapa jodoh saya," kenang Arifin.
Menurutnya hal itu perlu dilakukan mengingat ia menemukan lebih dari satu perempuan yang kriterianya sangat pas untuk dijadikan calon istri. "Otomatis saya harus memilih dan ternyata tidak mudah menentukan pilihan," tambah pimpinan Majelis Az-Zikra yang berkantor di Jalan Slamet Riadi, Jakarta Timur.
Karena jodoh adalah wewenang Tuhan, maka ia pergi ke rumah Tuhan seperti diyakini oleh ajaran agama Islam, yakni Kabah di kota Mekkah Arab Saudi. Saat menunaikan ibadah umroh, di tempat suci itu ia berdoa dan memohon petunjuk kepada Tuhan. Hingga pada suatu malam ketika sedang terlelap tidur di penginapannya, Arifin bermimpi bertemu Wahyuniati Al-Waly (29), salah seorang wanita yang ditimbang-timbangnya sebagai calon istri.
"Saat itu saya langsung mengambil kesimpulan, Yuni adalah jodoh saya," tegas pengagum Buya Hamka dan M. Natsir ini.
Sepulang dari Tanah Suci, Arifin langsung menghubungi perempuan yang hadir dalam mimpinya itu melalui telepon. Di telepon ia mengutarakan maksudnya mempersunting Yuni. Tanpa banyak basa-basi, bahkan disertai desakan, ia pun meminta agar jawaban atas lamarannya dapat diberikan esok paginya.
"Malam itu di telepon saya sampaikan pada Yuni kalau saya mau melamar dan tolong ia memusyawarahkan dengan keluarga. Saya juga bilang kalau saya butuh jawaban sesudah sholat Subuh esok pagi," Arifin mengulangi kata-katanya di telepon 5 tahun lalu.
Tanpa diduga, jauh sebelum Subuh atau malam itu juga sekitar pukul 23.00 WIB, dia sudah mendapat tanggapan. Jawabannya adalah setuju. Tentu saja hati Sarjana Hubungan Internasional itu berbunga-bunga.
"Saya pikir, cuma saya yang tidak sabar memperoleh jawaban. Ternyata dia lebih tidak sabar ketimbang saya, hahaha," kata Arifin tergelak mengenang peristiwa malam itu.
Yuni tak perlu berlama-lama mempertimbangkan lamaran itu karena yakin sekali kalau Arifin adalah lelaki pilihan Tuhan yang didatangkan untuk mendampinginya sampai akhir hayat.
"Haqqul yaqqin, saya percaya Allah SWT sudah menakdirkan Ustadz Arifin sebagai jodoh saya," ujar Yuni tegas.
Untuk membuktikan niat baiknya itu, beberapa hari kemudian Arifin datang seorang diri menemui calon istri dan mertuanya untuk melamar secara resmi. Bahkan lebih gamblang lagi ia mengutarakan niatnya untuk menikah dengan Yuni pada 28 April 1998 atau tanggal 1 Muharam, bertepatan dengan tahun baru Islam 1419 Hijriah.
Suami istri yang tinggal di kawasan Depok ini bertemu pertama kali ketika dalam sebuah pengajian pada akhir 1997. Waktu itu Arifin menjadi penceramah. Ia diperkenalkan pada Yuni oleh seorang sahabat yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri, Hasannudin Sandy. Hasannudin kelak ikut membantu meyakinkan keluarga Yuni akan niat baik Arifin pada Yuni. Pertemuan kedua dengan Yuni berlangsung saat ia diundang ceramah di rumah sang pujaan hati oleh orangtuanya yang menyelenggarakan pengajian dalam rangka syukuran rumah barunya. Pertemuan kedua itulah yang menimbulkan getar-getar cinta pada diri Arifin.
"Selain cantik, Yuni juga berasal dari keluarga baik-baik dan taat beribadah," imbuh lelaki kelahiran 8 Juni 1969 ini.
Kini Arifin dan Yuni dikarunia 3 anak yang mereka beri nama M. Alvin Faiz (14), M. Amer Azikro (12), dan M. Azka Najhan (10). Selain dilandasi ajaran agama yang kuat, rumah tangga mereka juga berpondasi keterbukaan.
"Jika ada masalah yang kurang berkenan di hati, kami langsung mengutarakannya agar tidak terjadi kesalahpahaman lebih jauh," kata Yuni soal kiatnya membangun keluarga sakinah.
Setelah menikah, keduanya banyak menemui kesamaan yang sebelumnya sama sekali tidak diketahui.
"Kesamaan kami antara lain sama-sama alumnus Pondok Pesantren Darunnajah dan FISIP Universitas Nasional Jakarta. Kami juga sama-sama tinggal memiliki nenek. Almarhum kakek kami berdua sama-sama memiliki pondok pesantren dengan nama yang sama, Pondok Pesantren Darussalam, hanya bedanya yang satu di Depok dan satunya lagi di Aceh. Kesamaan lainnya, kami sama-sama 5 bersaudara dan yang 4 adalah perempuan," papar Arifin.
Yuni kadang merasa cemburu pada para pengagum suaminya. Untunglah Arifin tanggap setiap kali istrinya menunjukkan gelagat cemburu.
"Saya jelaskan kepada istri saya, bahwa selain menjadi miliknya sebagai suami, saya juga adalah dai yang sudah menjadi milik umat," kata lelaki yang hobi makan sea food ini. Yuni pun kemudian bisa memahami profesi suaminya.
Bagaimana Dengan Pengalaman Para Sahabat ???
Semoga Bermanfaat - Salam Ukhuwah Fillah
Judul: Istri Pertama Ustadz Arifin Ilham Dipilih Melalui Petunjuk Mimpi
Rating: 100% based on 99998 ratings. 4.5 user reviews.
By Unknown
Terimakasih Atas Kunjungan Sahabat... Silahkan tulis kritik dan saran di kotak komentar
Barakallahu Fiikum
Rating: 100% based on 99998 ratings. 4.5 user reviews.
By Unknown
Terimakasih Atas Kunjungan Sahabat... Silahkan tulis kritik dan saran di kotak komentar
Barakallahu Fiikum