SENTUHAN IBU, SENTUHAN TANGAN SANG MAESTRO KEHIDUPAN
Suatu ketika dalam sebuah lelang amal benda seni, terdapat sebuah benda memar dan penuh goresan. Semua peserta lelang nyaris menganggapnya benda tak berharga bahkan melirik pun mungkin tidak. Ya, untuk sebuah biola yang kusam dan berdebu. Namun, pelelang tetap mengangkat dan menawarkannya. Ketika mulai menawar semua menawar dengan harga paling rendah, satu dolar, dua dolar, hingga sampai tiga dolar terjual lantaran tidak ada yang berminat menaikan harganya.
Keajaiban datang manakala seorang laki-laki berjalan dari arah peserta lelang menuju ke arah depan dan memungut biola tersebut. Ia kemudian membersihkan debu-debu yang menempel dan mengencangkan senar-senar yang kendur. Terakhir ia memainkan sebuah melodi indah yang membuat semua peserta terkesima. Musik pun berhenti dan juru lelang kembali menawarkan biola tersebut dengan suara lirih. Kemudian seorang membuka penawaran dengan seribu dolar, dan bertambah menjadi dua ribu dolar, tiga ribu dolar hingga enam ribu dolar laku terjual. Semua orang bersorak dan beberapa berpikir “apa yang telah mengubah nilainya ? “ Ya biola itu telah berubah nilai dari yang paling rendah hingga memiliki nilai tertinggi karena sentuhan tangan sang maestro. Kisah ini Terinspirasi dari sebuah kisah dari buku chicken soup for the soul yang ceritakan oleh Myra B. Welch. Apa hubungan kisah tersebut dengan tulisan mengenai figure ibu ? Bila kita kilas balik atas apa yang ibu kita lakukan hingga saat ini tentulah sentuhan tangan ibu sang maestro kehidupan didunianya yang menghantarkan dan membimbing kita dengan berbagai kerja keras yang ia lakukan untuk keberlangsungan hidup kita.
Bila kita melakukan napak tilas atas pengorbanan yang ibu lakukan untuk kita, itu tentulah bagian dari cara Allah untuk menjaga fitrah keibuan sehingga ia rela ketika harus memilih dirinya atau anak yang akan dilahirkan di dunia ini. Tugas menjaga keberlangsungan hidup manusia ini dimulai dengan memelihara janin yang ia kandung agar tetap dalam keadaan yang terbaik. Dalam Islam, apresiasi terhadap wanita khususnya ibu amatlah besar. Ajaran yang indah ini mengajak kita semua menghormati kedudukan ibu dan senantiasa berbuat baik dalam rangka berbakti kepada ibu akan dapat mengantarkan seseorang meraih Jannah-Nya.
Allah berfirman ,
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kembalimu. (Luqman: 14)
Allah pun melarang kita berbuat sesuatu yang dapat melukai hati dan perasaan orang tua kita khususnya ibu. Hal ini karena keridhoan Allah akan sangat bergantung pada Ridho orang tua kita.
“ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Al Isra: 23-24)
Untuk itu, memiliki kesempatan menjadi ibu adalah anugerah. Ibu yang diharapkan memiliki sentuhan tangan sang mestro agar mampu merubah nilai jiwa yang lemah menjadi kuat , merubah sifat buruk menjadi baik, mengubah hati yang keras menjadi lembut. Semua ibu dengan sentuhan emasnya dinanti kehadirannya untuk dapat menciptakan peradaban yang lebih baik di dunia ini. Mempunyai tangan mestro bukanlah sesuatu yang melekat dan serta merta didapatkan. Ia akan melekat dalam setiap ruh para ibu melalui proses panjang ketika menjalani latihan mental yang menguras energi, waktu, dan cost yang tidak murah. Namun kecintaan dan fitrah keibuan membuat semua peran sebagai ibu menjadi sesuatu yang indah dan berkah.
Menjadi ibu adalah peluang dalam terbukanya pintu amal yang lebih luas. Setiap aktivitas yang Anda niatkan dalam mengharap keridhoan-NYA adalah bagian dari investasi Anda di akhirat. Memenuhi hak-hak anak-anaknya dalam berbagai kebutuhan hidup haruslah dilakukan dengan sungguh-sungguh. Contoh keseharian adalah bagaimana perjuangan ibu dalam memenuhi hak anak mendapatkan makanan bergizi. Tidak sekedar anak mendapat makanan namun juga memenuhi gizi anak agar anak dapat tumbuh dengan baik. Kebutuhan akan kasih sayang, cinta kasih dan pesan-pesan moral dari sang ibu yang menjadi hak anak harus dapat dipenuhi dengan baik.
Berbahagialah wahai para wanita yang mendapatkan gelar sebagai ibu, mama, emak, umi, mother atau panggilan apapun yang melekat dalam diri mereka yang menandakan status mereka sebagai sang maestro kehidupan. “Most of all the other beautiful things in life come by twos and threes, by dozens and hundreds. Plenty of roses, stars, sunsets, rainbows, brothers and sisters, aunts and cousins, comrades and friends – but only one mother in the whole world “ -Kate Douglas Wiggin- . Milikilah passion menjadi ibu dengan berbagai pesonanya akan dapat menebarkan dan menyemaikan benih-benih kebaikan.
Seorang anak yang lahir dalam keadaaan fitrah, ibaratkan lembaran putih yang suci dan kosong maka tugas orang tua khususnya ibu yang berperan penting dalam menuliskan berbagai pengalaman positif sehingga kertas putih tadi menjadi sebuah buku hidup yang akan bermanfaat bagi dunia ini. Fitrah adalah kecenderungan seorang pada sesuatu yang Haq atau kecenderungan yang Allah berikan kepada sesuatu yang baik dan benar. Namun fitrah ini akan hilang apabila orang tua tidak melakukan penjagaan yang kokoh. Ibu dengan sentuhan lembut maestronya memiiki tanggung jawab dalam melakukan sesuatu terhadap fitrah anak tersebut antara lain;
1. Melakukan Penjagaan
Ibu dapat memberikan lingkungan yang kondusif agar fitrah ini dapar terjaga dengan baik. Berikan lingkungan yang baik agar anak mendapatkan peluang unuk sealu berbuat kebaikan minimal untuk dirinya sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan kebiasaan yang islami sedini mungkin, sehingga anak pada akhirnya memiliki kemampuan membedakan hal-hal positif dan negatif. Banyak sekali kebiasaan positif yang bisa Anda kembangkan seperti kebiasaan memiliki hidup sehat dan bersih, kebiasaan untuk menolong dan berbagi, kebiasaan memilih tayangan televisi yang baik dan lain sebagainya
2. Melakukan Pegarahan
Ibu harus memiliki sensitivitas yang kuat dalam melakukan deteksi kepada sikap dan perilaku anak yang muncul akibat pengaruh yang ia dapatkan dari lingkungan di luar rumah atau orang-orang terdekatnyanya yang memiliki implikai yang kurang sehat terhadap perkembangan anak. Misalnya anak tiba-tiba berkata kasar atau berbicara yang kurang pantas maka ibu dapat dengan bijak dan lemah lembut berusaha mencari tahu dan meluruskan kearah yang lebih baik. Tuntutan melakukan pengarahan terhadap fitrah anak ini akan kian menantang sesuai dengan usia dan kematangan berpikir anak. Maka bila ibu menyadari hal ini adalah bagian dari tanggung jawab mereka dalam penjagaan fitrah ini, tentunya ibu akan selalu mencari cara agar meskipun akan sedikit banyak menguras tenaga dan waktu dalam melakukannya.
3. Melakukan Pemeliharaan
Ibu harus memastikan bahwa kebiasaan-kebiasaan baik yang telah tertanam akan terus terpelihara bahkan menjadi warisan bagi generasi berikutnya. Kultur keluarga selama tidak bertentangan dengan ajaran islam dan mengandung kemaslahatan bagi sesama adalah sesuatu yang dapat dipertahankan. Kebiasaan silaturahmi yang dilakukan keluarga atau kebiasaan menjamu tamu akan menjadi hal positif yang diserap anak dan menjadi sebuah pembelajaran sosial yang real.
4. Melakukan pemberdayaaan
Ibu dapat mendorong anak agar senantiasa bersegera dalam melakukan amalan-amalan kebaikan baik untuk dirinya sendiri ataupun kebermanfaatannya bagi orang lain. Ketika suasana kondusif dalam keluarga ditujukan untuk berlomba-lomba melakukan aktivitas yang mengejar pahala maka anak dapat menjadi agen perubah yang efektif bagi orang-orang di sekitarnya. Ketika usia anak sudah layak untuk mendapatkan “beban” maka orangtua tidak boleh menunda-nundanya. Kewajiban melakukan sholat dan shaum (puasa) ketika anak baligh akan mudah dilakukan manakala sedari dini anak sudah dilatih untuk mempraktikkannya.
Tidak mudah memang memang melakukan itu semua namun selalu ada jalan yang Allah berikan agar Anda dapat menjadi ibu yang terbaik untuk anak-anak. Ketika passion menjadi ibu bertemu dengan skill ibu dalam melakukan sebuah pembinaan terhadap fitrah anak-anak mereka maka kekuatan sentuhan tangan sang maestro akan menampakkan hasilnya. Selamat menikmati setiap detail peran sebagai ibu.
*****
Ketika kita lapar, tangan ibu yang menyuapi.
Ketika kita haus, tangan ibu yang memberi minuman.
Ketika kita menangis, tangan ibu yang mengusap air mata.
Ketika kita gembira, tangan ibu yang menengadah syukur,
memeluk kita erat dengan deraian air mata bahagia.
Ketika kita mandi, tangan ibu yang meratakan air ke seluruh badan,
membersihkan segala kotoran.
Ketika kita dilanda masalah, tangan ibu yang membelai duka sambil berkata,
"Sabar nak, sabar ya sayang."
NAMUN,
Ketika ibu sudah tua dan kelaparan, tiada tangan dari anak yang menyuapi.
Dengan tangan yang gemetar, ibu menyuapkan sendiri makanan ke mulutnya dengan linangan air mata.
Ketika ibu sakit, dimana tangan anak yang ibu harapkan dapat merawat ibu yang sedang sakit?
Ketika nyawa ibu terpisah dari jasad.
Ketika jenazah ibu hendak dimandikan, dimana tangan anak yang ibu harapkan untuk menyirami jenazah ibu untuk terakhir kali?
Tangan ibu, tangan ajaib.
Sentuhan ibu, sentuhan kasih.
Dapat membawa ke Surga Firdaus.
Ciumlah tangan ibu,
Sebelum ibu pergi bertemu Illahi & takkan kembali lagi...
Keajaiban datang manakala seorang laki-laki berjalan dari arah peserta lelang menuju ke arah depan dan memungut biola tersebut. Ia kemudian membersihkan debu-debu yang menempel dan mengencangkan senar-senar yang kendur. Terakhir ia memainkan sebuah melodi indah yang membuat semua peserta terkesima. Musik pun berhenti dan juru lelang kembali menawarkan biola tersebut dengan suara lirih. Kemudian seorang membuka penawaran dengan seribu dolar, dan bertambah menjadi dua ribu dolar, tiga ribu dolar hingga enam ribu dolar laku terjual. Semua orang bersorak dan beberapa berpikir “apa yang telah mengubah nilainya ? “ Ya biola itu telah berubah nilai dari yang paling rendah hingga memiliki nilai tertinggi karena sentuhan tangan sang maestro. Kisah ini Terinspirasi dari sebuah kisah dari buku chicken soup for the soul yang ceritakan oleh Myra B. Welch. Apa hubungan kisah tersebut dengan tulisan mengenai figure ibu ? Bila kita kilas balik atas apa yang ibu kita lakukan hingga saat ini tentulah sentuhan tangan ibu sang maestro kehidupan didunianya yang menghantarkan dan membimbing kita dengan berbagai kerja keras yang ia lakukan untuk keberlangsungan hidup kita.
Bila kita melakukan napak tilas atas pengorbanan yang ibu lakukan untuk kita, itu tentulah bagian dari cara Allah untuk menjaga fitrah keibuan sehingga ia rela ketika harus memilih dirinya atau anak yang akan dilahirkan di dunia ini. Tugas menjaga keberlangsungan hidup manusia ini dimulai dengan memelihara janin yang ia kandung agar tetap dalam keadaan yang terbaik. Dalam Islam, apresiasi terhadap wanita khususnya ibu amatlah besar. Ajaran yang indah ini mengajak kita semua menghormati kedudukan ibu dan senantiasa berbuat baik dalam rangka berbakti kepada ibu akan dapat mengantarkan seseorang meraih Jannah-Nya.
Allah berfirman ,
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kembalimu. (Luqman: 14)
Allah pun melarang kita berbuat sesuatu yang dapat melukai hati dan perasaan orang tua kita khususnya ibu. Hal ini karena keridhoan Allah akan sangat bergantung pada Ridho orang tua kita.
“ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Al Isra: 23-24)
Untuk itu, memiliki kesempatan menjadi ibu adalah anugerah. Ibu yang diharapkan memiliki sentuhan tangan sang mestro agar mampu merubah nilai jiwa yang lemah menjadi kuat , merubah sifat buruk menjadi baik, mengubah hati yang keras menjadi lembut. Semua ibu dengan sentuhan emasnya dinanti kehadirannya untuk dapat menciptakan peradaban yang lebih baik di dunia ini. Mempunyai tangan mestro bukanlah sesuatu yang melekat dan serta merta didapatkan. Ia akan melekat dalam setiap ruh para ibu melalui proses panjang ketika menjalani latihan mental yang menguras energi, waktu, dan cost yang tidak murah. Namun kecintaan dan fitrah keibuan membuat semua peran sebagai ibu menjadi sesuatu yang indah dan berkah.
Menjadi ibu adalah peluang dalam terbukanya pintu amal yang lebih luas. Setiap aktivitas yang Anda niatkan dalam mengharap keridhoan-NYA adalah bagian dari investasi Anda di akhirat. Memenuhi hak-hak anak-anaknya dalam berbagai kebutuhan hidup haruslah dilakukan dengan sungguh-sungguh. Contoh keseharian adalah bagaimana perjuangan ibu dalam memenuhi hak anak mendapatkan makanan bergizi. Tidak sekedar anak mendapat makanan namun juga memenuhi gizi anak agar anak dapat tumbuh dengan baik. Kebutuhan akan kasih sayang, cinta kasih dan pesan-pesan moral dari sang ibu yang menjadi hak anak harus dapat dipenuhi dengan baik.
Berbahagialah wahai para wanita yang mendapatkan gelar sebagai ibu, mama, emak, umi, mother atau panggilan apapun yang melekat dalam diri mereka yang menandakan status mereka sebagai sang maestro kehidupan. “Most of all the other beautiful things in life come by twos and threes, by dozens and hundreds. Plenty of roses, stars, sunsets, rainbows, brothers and sisters, aunts and cousins, comrades and friends – but only one mother in the whole world “ -Kate Douglas Wiggin- . Milikilah passion menjadi ibu dengan berbagai pesonanya akan dapat menebarkan dan menyemaikan benih-benih kebaikan.
Seorang anak yang lahir dalam keadaaan fitrah, ibaratkan lembaran putih yang suci dan kosong maka tugas orang tua khususnya ibu yang berperan penting dalam menuliskan berbagai pengalaman positif sehingga kertas putih tadi menjadi sebuah buku hidup yang akan bermanfaat bagi dunia ini. Fitrah adalah kecenderungan seorang pada sesuatu yang Haq atau kecenderungan yang Allah berikan kepada sesuatu yang baik dan benar. Namun fitrah ini akan hilang apabila orang tua tidak melakukan penjagaan yang kokoh. Ibu dengan sentuhan lembut maestronya memiiki tanggung jawab dalam melakukan sesuatu terhadap fitrah anak tersebut antara lain;
1. Melakukan Penjagaan
Ibu dapat memberikan lingkungan yang kondusif agar fitrah ini dapar terjaga dengan baik. Berikan lingkungan yang baik agar anak mendapatkan peluang unuk sealu berbuat kebaikan minimal untuk dirinya sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan kebiasaan yang islami sedini mungkin, sehingga anak pada akhirnya memiliki kemampuan membedakan hal-hal positif dan negatif. Banyak sekali kebiasaan positif yang bisa Anda kembangkan seperti kebiasaan memiliki hidup sehat dan bersih, kebiasaan untuk menolong dan berbagi, kebiasaan memilih tayangan televisi yang baik dan lain sebagainya
2. Melakukan Pegarahan
Ibu harus memiliki sensitivitas yang kuat dalam melakukan deteksi kepada sikap dan perilaku anak yang muncul akibat pengaruh yang ia dapatkan dari lingkungan di luar rumah atau orang-orang terdekatnyanya yang memiliki implikai yang kurang sehat terhadap perkembangan anak. Misalnya anak tiba-tiba berkata kasar atau berbicara yang kurang pantas maka ibu dapat dengan bijak dan lemah lembut berusaha mencari tahu dan meluruskan kearah yang lebih baik. Tuntutan melakukan pengarahan terhadap fitrah anak ini akan kian menantang sesuai dengan usia dan kematangan berpikir anak. Maka bila ibu menyadari hal ini adalah bagian dari tanggung jawab mereka dalam penjagaan fitrah ini, tentunya ibu akan selalu mencari cara agar meskipun akan sedikit banyak menguras tenaga dan waktu dalam melakukannya.
3. Melakukan Pemeliharaan
Ibu harus memastikan bahwa kebiasaan-kebiasaan baik yang telah tertanam akan terus terpelihara bahkan menjadi warisan bagi generasi berikutnya. Kultur keluarga selama tidak bertentangan dengan ajaran islam dan mengandung kemaslahatan bagi sesama adalah sesuatu yang dapat dipertahankan. Kebiasaan silaturahmi yang dilakukan keluarga atau kebiasaan menjamu tamu akan menjadi hal positif yang diserap anak dan menjadi sebuah pembelajaran sosial yang real.
4. Melakukan pemberdayaaan
Ibu dapat mendorong anak agar senantiasa bersegera dalam melakukan amalan-amalan kebaikan baik untuk dirinya sendiri ataupun kebermanfaatannya bagi orang lain. Ketika suasana kondusif dalam keluarga ditujukan untuk berlomba-lomba melakukan aktivitas yang mengejar pahala maka anak dapat menjadi agen perubah yang efektif bagi orang-orang di sekitarnya. Ketika usia anak sudah layak untuk mendapatkan “beban” maka orangtua tidak boleh menunda-nundanya. Kewajiban melakukan sholat dan shaum (puasa) ketika anak baligh akan mudah dilakukan manakala sedari dini anak sudah dilatih untuk mempraktikkannya.
Tidak mudah memang memang melakukan itu semua namun selalu ada jalan yang Allah berikan agar Anda dapat menjadi ibu yang terbaik untuk anak-anak. Ketika passion menjadi ibu bertemu dengan skill ibu dalam melakukan sebuah pembinaan terhadap fitrah anak-anak mereka maka kekuatan sentuhan tangan sang maestro akan menampakkan hasilnya. Selamat menikmati setiap detail peran sebagai ibu.
*****
Ketika kita lapar, tangan ibu yang menyuapi.
Ketika kita haus, tangan ibu yang memberi minuman.
Ketika kita menangis, tangan ibu yang mengusap air mata.
Ketika kita gembira, tangan ibu yang menengadah syukur,
memeluk kita erat dengan deraian air mata bahagia.
Ketika kita mandi, tangan ibu yang meratakan air ke seluruh badan,
membersihkan segala kotoran.
Ketika kita dilanda masalah, tangan ibu yang membelai duka sambil berkata,
"Sabar nak, sabar ya sayang."
NAMUN,
Ketika ibu sudah tua dan kelaparan, tiada tangan dari anak yang menyuapi.
Dengan tangan yang gemetar, ibu menyuapkan sendiri makanan ke mulutnya dengan linangan air mata.
Ketika ibu sakit, dimana tangan anak yang ibu harapkan dapat merawat ibu yang sedang sakit?
Ketika nyawa ibu terpisah dari jasad.
Ketika jenazah ibu hendak dimandikan, dimana tangan anak yang ibu harapkan untuk menyirami jenazah ibu untuk terakhir kali?
Tangan ibu, tangan ajaib.
Sentuhan ibu, sentuhan kasih.
Dapat membawa ke Surga Firdaus.
Ciumlah tangan ibu,
Sebelum ibu pergi bertemu Illahi & takkan kembali lagi...
Judul: SENTUHAN IBU, SENTUHAN TANGAN SANG MAESTRO KEHIDUPAN
Rating: 100% based on 99998 ratings. 4.5 user reviews.
By Unknown
Terimakasih Atas Kunjungan Sahabat... Silahkan tulis kritik dan saran di kotak komentar
Barakallahu Fiikum
Rating: 100% based on 99998 ratings. 4.5 user reviews.
By Unknown
Terimakasih Atas Kunjungan Sahabat... Silahkan tulis kritik dan saran di kotak komentar
Barakallahu Fiikum